Gudang Ilmu

blog ini berisi mengenai materi pelajaran

Pembangunan Ekonomi dan Proses Pertumbuhan Ekonomi

1 comment

Pembangunan Ekonomi dan Proses Pertumbuhan Ekonomi 

Pembangunan Ekonomi dan Proses Pertumbuhan Ekonomi


Kebijakan pembangunan ekonomi selalu ditujukan untuk mempertinggi kesejahteraan yang seluas-luasnya, yaitu dengan mempercepat proses pertumbuhan ekonomi. Namun, kegiatan pembangunan ekonomi selalu dipandang sebagai sebagian dari keseluruhan usaha pembangunan yang dijalankan oleh sesuatu masyarakat. Pembangunan ekonomi hanya meliputi usaha sesuatu masyarakat untuk mengembangkan kegiatan ekonomi dan mempertinggi tingkat pendapatan masyarakatnya; sedangkan keseluruhan usaha-usaha pembangunan meliputi juga usaha-usaha pembangunan sosial, politik, dan kebudayaan. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa pembangunan ekonomi merupakan suatu proses yang menyebabkan pendapatan per kapita penduduk sesuatu masyarakat meningkat dalam jangka panjang.

Berdasarkan uraian di atas, dapat kita ketahui bahwa pembangunan ekonomi mempunyai tiga sifat penting, yaitu sebagai berikut.
1. Pembangunan ekonomi sebagai suatu proses, yang berarti pembangunan merupakan perubahan yang terjadi terus-menerus.
2. Pembangunan ekonomi sebagai usaha untuk menaikkan tingkat pendapatan  per kapita.
3. Kenaikan pendapatan per kapita ini harus terus berlangsung dalam jangka panjang

Bagaimana cara mengukur keberhasilan pembangunan ekonomi? Keberhasilan pembangunan ekonomi dapat diukur melalui beberapa indikator, antara lain,  adalah  sebagai berikut:
1. meningkatnya  pendapatan  nasional, 
2. pertumbuhan ekonomi,
3. pendapatan per kapita dengan memperhitungkan tingkat pertambahan penduduk
4. terjadinya perubahan sosial dan perubahan struktur ekonomi

Kondisi perekonomian suatu negara akan selalu mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Dengan pembangunan ekonomi diharapkan perubahan tersebut mengarah pada suatu pertumbuhan. Pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan out put (produksi per kapita) dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi dikatakan sebagai suatu proses karena berlangsungnya tidak hanya dalam kondisi sesaat. Mengapa? Karena perekonomian mempunyai sifat yang dinamis.

Adakah alat untuk mengukur proses pertumbuhan ekonomi ini? Proses pertumbuhan ekonomi suatu negara dapat diukur dengan indikator peningkatan Produk Nasional Bruto (GNP) riil, Produk Domestik Bruto (GDP), dan distribusi pendapatan sepanjang waktu.

Untuk mencapai suatu pertumbuhan, dalam perekonomian diperlukan adanya kegiatan produksi, konsumsi, dan distribusi. Kemampuan ekonomi suatu bangsa dalam menghasilkan barang (produksi) akan berpengaruh pada tingkat pertumbuhan ekonomi. Apakah faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pertumbuhan ekonomi? Tingkat pertumbuhan ekonomi dapat terjadi bila dalam perekonomian terdapat faktor-faktor berikut ini.
1. Adanya  Investasi  atau  Penanaman Modal
Modal akan mendorong proses produksi. Semakin banyak modal yang ditanam maka makin banyak pula barang dan jasa yang dihasilkan dalam  perekonomian.
2. Sumber Daya Manusia (Tenaga Kerja) yang Berkualitas
Tenaga kerja yang berkualitas adalah tenaga kerja yang mempunyai etos kerja yang tinggi, inovatif, dan kreatif.
3. Sumber  Daya Alam
Sumber daya alam menyediakan bahan baku yang cukup untuk proses produksi, baik yang bersifat  hayati maupun nonhayati.
4. Teknologi
Pengembangan dan penggunaan teknologi akan mempermudah dan meningkatkan produksi.
5. Efisiens
Penggunaan faktor-faktor produksi secara efisien akan memaksimalkan hasil yang dicapai. Karena tidak adanya efisiensi maka akan terjadi pemborosan di berbagai bidang.
6. Pertumbuhan  Penduduk
Peningkatan jumlah penduduk pada waktu jangka panjang akan meningkatkan jumlah angkatan kerja. Bagaimanakah pengaruh peningkatan jumlah angkatan kerja bagi pertumbuhan ekonomi? Apakah dampak yang ditimbulkannya positif atau negatif? Jawabnya adalah tergantung pada kemampuan sistem ekonomi tersebut untuk menyerap dan mempekerjakan tambahan pekerja itu secara produktif. Kemampuan itu tergantung pada tingkat dan jenis akumulasi modal dan tersedianya faktor-faktor lain yang dibutuhkan misalnya keahlian managerial dan administratif.

Dampak Positif dan Negatif Pembangunan  Ekonomi
Pembangunan ekonomi yang berlangsung di suatu negara membawa  dampak, baik positif maupun negatif.
a. Dampak  Positif  Pembangunan Ekonomi
1) Melalui pembangunan ekonomi, pelaksanaan kegiatan perekonomian akan berjalan lebih lancar dan mampu mempercepat proses pertumbuhan ekonomi.
2) Adanya pembangunan ekonomi dimungkinkan terciptanya lapangan pekerjaan yang dibutuhkan oleh masyarakat, dengan demikian  akan  mengurangi pengangguran.
3) Terciptanya lapangan pekerjaan akibat adanya pembangunan ekonomi secara langsung bisa memperbaiki tingkat pendapatan nasional.
4) Melalui pembangunan ekonomi dimungkinkan adanya peru- bahan struktur perekonomian dari struktur ekonomi agraris men- jadi struktur ekonomi industri, sehingga kegiatan ekonomi yang dilaksanakan oleh negara akan semakin beragam dan  dinamis.
5) Pembangunan ekonomi menuntut peningkatan kualitas SDM sehingga dalam hal ini, dimungkinkan ilmu pengetahuan dan teknologi akan berkembang dengan pesat. Dengan demikian, akan  makin  meningkatkan  kesejahteraan masyarakat.

b. Dampak  Negatif  Pembangunan Ekonomi
1) Adanya pembangunan ekonomi yang tidak terencana dengan baik mengakibatkan adanya kerusakan lingkungan   hidup.
2) Industrialisasi  mengakibatkan  berkurangnya  lahan pertanian.

1 comment :

Post a Comment

Tujuan Pembangunan Nasional

No comments
Tujuan Pembangunan  Nasional - Setiap negara merdeka menghendaki kemakmuran bagi rakyatnya. Cita-cita kemakmuran rakyat dapat diwujudkan melalui pembangunan. Pembangunan merupakan suatu proses perubahan terus-menerus menuju ke arah perbaikan di segala bidang  kehidupan.


Pembangunan  Nasional


Pembangunan nasional merupakan suatu proses perbaikan yang bersifat menyeluruh (multidimensi) agar terdapat perubahan-perubahan yang berarti dalam struktur, sikap mental, sosial kemasyarakatan, dan kelembagaan nasional.

Pembangunan nasional mempunyai ciri-ciri umum, yaitu sebagai berikut. 
1. Pembangunan  nasional  merupakan  proses  perbaikan dalam berbagai aspek kehidupan agar terjadi perubahan-perubahan yang lebih berarti, yang dilakukan secara terus menerus dari waktu ke waktu.
2. Dalam  pembangunan  nasional diperlukan adanya rencana-rencana yang terarah.
Sejak tahun 1998 bangsa Indonesia mengalami krisis moneter yang disusul adanya krisis multidimensional sehingga melahirkan era baru reformasi. Krisis moneter ini ditandai oleh adanya kelesuan perekonomian nasional. Apakah wujud kelesuan perekonomian nasional ini? Terjadinya pening- katan harga-harga secara umum (inflasi), menurunnya kurs rupiah terhadap mata uang asing, maraknya PHK, rendahnya kinerja aparatur negara, korupsi yang merajalela tanpa adanya penegakan hukum yang adil, dan rendahnya produktivitas BUMN merupakan berbagai wujud kelesuan perekonomian nasional. Lalu, apakah yang telah dilakukan pemerintah dalam era reformasi guna mengatasi krisis moneter tersebut?

Dalam era reformasi dilakukan perubahan-perubahan dalam sistem ketatanegaraan bangsa Indonesia. Di antaranya adalah amandemen Undang- Undang Dasar 1945. Dalam UUD 1945 yang telah diamandemen tersebut, program pembangunan yang dilaksanakan oleh bangsa Indonesia tidak lagi dituangkan dalam sebuah garis-garis besar haluan negara yang ditetapkan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat setiap lima tahun. Platform politik atau visi dan misi presiden terpilihlah yang menggantikannya. Maka, sejak pemilihan umum tahun 2004 berhasil dilaksanakan, platform politik atau visi dan misi presiden terpilihlah yang digunakan sebagai arah tujuan pembangunan.

Selama masa kampanye para calon presiden secara terbuka membeberkan platform atau visi dan misi mereka dalam pembangunan Indonesia ke depan. Dengan demikian, seluruh rakyat Indonesia dapat mengetahui dan mencatat janji apa saja yang mereka ucapkan. Pakar politik dari UI Arbi  Sanit berpendapat, tidak adanya GBHN membuat presiden terpilih menda- tang memiliki keleluasaan menginterpretasikan Pancasila sesuai visi dan misinya ke dalam program-program yang dituangkan dalam UU tentang APBN. Jadi, cerminan program-program pembangunan yang akan dilaksa- nakan dapat dilihat dari APBN yang ditetapkan oleh DPR sebagai UU. Sehingga, berbagai kebijakan yang akan dijalankan oleh pemerintah mendatang masih harus dibahas dengan DPR.

Presiden terpilih harus menyertakan tim yang tangguh di sektor ekonomi, pendidikan, kesehatan, pertanian, perikanan, dan sektor lainnya. Untuk program ini harus ada program aksi. Misalnya, apa yang akan dicapai selama 100 hari pemerintahan. Di sektor pendidikan akan membebaskan  SPP untuk SD hingga SLTP. Untuk pemberantasan KKN akan diproses 10 koruptor di pengadilan. Untuk ekonomi akan ditingkatkan ekspor udang   ke Jepang sebesar 50 persen. Dengan begitu rakyat akan dapat dengan mudah mengecek, apakah dalam 100 hari itu sudah diproses di pengadilan 10 koruptor, apakah ekspor udang ke Jepang sudah meningkat 50 persen, dan apakah SPP untuk murid SD hingga SLTP sudah bebas sama sekali? Kalau ada yang belum dilaksanakan, rakyat termasuk LSM dan pers bisa menanyakan sekaligus mengingatkan pemerintah bahwa target 100 hari pemerintahan belum tercapai. Tim ini harus menguasai masalah yang sedang dihadapi bangsa. Misalnya, kalau ingin membebaskan SPP murid  SD dan SLTP harus jelas anggaran diambil dari pos mana dan berapa. Ini harus dihitung dengan tepat agar program lainnya tetap berjalan dengan baik.

Guna mewujudkan visi dan misi yang telah dijanjikan pada masyarakat tersebut, presiden menyusun program-program pembangunan yang dibantu oleh menteri-menteri dan unit-unit kerja pembantu presiden. Misalnya untuk melakukan peningkatan dan pengelolaan program-program pemerintah dan agenda reformasi yang dilakukan pemerintah presiden membentuk Unit Kerja Presiden untuk Pengelolaan Program dan Reformasi (UKP3R) melalui Keppres No. 17/2006 Tentang Pembentukan UKP3R. Lalu, apakah tugas- tugas yang dilaksanakannya? Unit Kerja Presiden untuk Pengelolaan Program Reformasi (UKP3R) mengemban lima tugas utama pembangunan, yaitu sebagai berikut.
1. Perbaikan iklim investasi
2. Perbaikan administrasi pemerintahan 
3. Peningkatan  usaha  kecil menengah
4. Peningkatan kinerja BUMN 
5. Perbaikan  penegakan hukum

No comments :

Post a Comment

Tenaga Kerja

No comments
Tenaga KerjaTenaga Kerja - Anda telah mempelajari materi mengenai kesempatan kerja, angkatan kerja, beserta pengelompokan angkat- an kerja. Berikut ini Anda akan mempelajari  tentang  tenaga kerja.

Apa yang dimaksud dengan tenaga kerja? Tenaga kerja adalah penduduk yang telah memasuki usia kerja, baik yang sudah bekerja maupun aktif mencari kerja, yang masih mau dan mampu untuk melakukan pekerjaan. 

Tenaga kerja merupakan faktor produksi yang sangat penting bagi setiap negara disamping faktor alam dan faktor modal. Mengapa tenaga kerja disebut sebagai faktor produksi? Karena meskipun suatu negara memiliki sumber daya alam dan modal yang besar ia tetap membutuhkan tenaga kerja sebagai salah satu faktor produksinya. Contoh, Malaysia yang kaya akan sumber daya alam dan modal harus mendatangkan tenaga kerja dari Indonesia untuk mengisi kekurangan tenaga kerja berbagai sektor ekonominya

No comments :

Post a Comment

Angkatan Kerja

No comments
Angkatan Kerja - Membicarakan angkatan kerja sebenarnya berhubungan erat dengan jumlah penduduk. Mengapa? Karena ukuran besarnya angkatan kerja sangat dipengaruhi oleh pertumbuhan jumlah penduduk yang sudah memasuki usia kerja. Penduduk usia kerja terdiri atas dua jenis, yaitu angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Angkatan kerja dapat didefinisikan sebagai penduduk yang sudah memasuki usia kerja, baik yang sudah bekerja, belum bekerja, atau sedang mencari pekerjaan. Prof. Soemitro Djojohadikusumo mendefinisikan angkatan kerja (labor force) sebagai bagian dari jumlah penduduk yang mempunyai pekerjaan atau yang sedang mencari kesempatan untuk melakukan pekerjaan yang produktif. Bagaimana pandangan pemerintah mengenai angkatan kerja ini? Pemerintah menetapkan bahwa penduduk yang sudah memasuki usia kerja adalah mereka yang berusia minimal 15 tahun dan di atas 65 tahun bukan merupakan penduduk usia kerja. Namun, tidak semua penduduk yang memasuki usia kerja disebut angkatan kerja sebab penduduk yang tidak aktif dalam kegiatan ekonomi tidak termasuk dalam kelompok angkatan kerja. Siapakah yang termasuk dalam kelompok ini? Ibu rumah tangga, pelajar, mahasiswa, dan penerima pendapatan (pensiunan) tidak termasuk dalam kelompok angkatan kerja. Berapa orang dalam keluargamu  yang termasuk  angkatan  kerja?


Angkatan Kerja


Angkatan kerja dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu pekerja (employed) dan bukan pekerja atau pengangguran (unemployed). Pekerja adalah penduduk angkatan kerja yang benar-benar mendapat pekerjaan penuh, sedang- kan pengangguran adalah penduduk usia kerja tetapi belum mendapatkan kesempatan  bekerja.

Pekerja (employed) sendiri dikelompokkan menjadi dua, yaitu pekerja penuh (full employed) dan pekerja setengah pengangguran (underemployed). Pekerja penuh adalah angkatan kerja yang sudah memenuhi syarat se- bagai pekerja penuh yaitu jam kerja minimal 40 jam per minggu, dan bekerja
sesuai dengan keahlian  atau berdasarkan   pendidikan.

Sedangkan setengah pengangguran adalah pekerja yang tidak memenuhi jam kerja minimal sehingga pendapatannya juga di bawah standar minimal. Pekerja seperti ini tingkat produktivitasnya rendah karena mereka bekerja bukan pada bidang keahliannya dan tidak sesuai latar belakang pendidikannya. Misalnya, sarjana  yang bekerja  sebagai tukang  antar  koran di pagi  hari.

Kelompok angkatan kerja bukan pekerja atau pengangguran (unemployed) ini dikelompokkan lagi menurut sifat dan penyebabnya, yaitu sebagai berikut. 

1.      Pengangguran berdasarkan sifatnya ada tiga macam, yaitu sebagai berikut.
a. Pengangguran terbuka merupakan bagian dari angkatan kerja yang tidak bekerja atau sedang mencari pekerjaan (baik bagi mereka yang belum pernah bekerja sama sekali maupun yang sudah penah bekerja), atau sedang mempersiapkan suatu usaha, mereka yang tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin untuk mendapatkan pekerjaan dan mereka yang sudah memiliki pekerjaan tetapi belum mulai bekerja.

b. Setengah pengangguran, adalah tenaga kerja yang bekerja tidak optimum dilihat dari jam kerja. Dengan kata lain, jam kerjanya dalam satu minggu kurang dari 40 jam.
c. Pengangguran terselubung, adalah tenaga kerja yang bekerja secara tidak optimum karena kelebihan tenaga kerja. Misalnya seorang petani yang menggarap sawah sebenarnya cukup dikerjakan oleh satu orang, tetapi karena anaknya tidak punya pekerjaan maka ia ikut menggarap tanah tersebut. Dalam hal ini anak petani tersebut termasuk  pengangguran terselubung.

2. Pengangguran berdasarkan penyebabnya dibedakan menjadi berikut ini.
a. Pengangguran siklis atau karena siklus konjungtur, yaitu pengangguran yang terjadi akibat gelombang konjungtur atau perubahan naik turunnya gelombang ekonomi. Misalnya, pengangguran karena PHK massal akibat resesi ekonomi.

b. Pengangguran friksi atau pengangguran sementara, yaitu pengangguran sementara waktu. Misalnya, seseorang yang sedang menunggu waktu panggilan mulai  kerja.


c. Pengangguran teknologi, yaitu pengangguran akibat perubahan teknologi seperti teknologi manual menjadi teknologi elektronik. Misalnya, seseorang yang tidak mampu memenuhi tuntutan pekerjaan untuk menggunakan komputer maka dengan sendirinya ia akan digantikan oleh karyawan lain yang mampu menggunakan komputer.

d. Pengangguran musiman, yaitu pengangguran akibat perubahan musim atau kegagalan musim. Misalnya, petani menganggur karena musim paceklik, nelayan menganggur karena musim   badai.

e. Pengangguran voluntary, yaitu pengangguran yang terjadi karena seseorang yang masih mampu bekerja tetapi dengan sukarela ia tidak bekerja karena telah memiliki penghasilan dari harta kekayaan mereka. Misalnya: menyewakan rumah, kendaraan, dan menikmati bunga uang simpanan.

f. Pengangguran struktural, yaitu pengangguran karena perubahan struktur ekonomi. Misalnya, negara agraris yang berubah menjadi negara industri, lahan-lahan pertanian digunakan untuk pabrik sedangkan tenaga kerjanya belum mempunyai keterampilan di sektor industri.
Uraian di atas apabila diterjemahkan dalam bentuk bagan akan tampak seperti berikut


kelompok angkatan kerja



Selain jumlah penduduk, pertumbuhan angkatan kerja dipengaruhi pula oleh struktur penduduk berdasarkan jenis kelamin, usia penduduk, dan ting- kat pendidikan. Makin banyak komposisi jumlah penduduk laki-laki dalam suatu negara, semakin tinggi pula angkatan kerja di negara tersebut. Mengapa? Karena ibu rumah tangga tidak digolongkan sebagai angkatan kerja. Semen- tara usia penduduk berpengaruh terhadap jumlah angkatan kerja dalam suatu negara karena semakin besar jumlah penduduk yang berusia produktif maka semakin tinggi angkatan kerjanya. Selanjutnya, semakin rendah tingkat pendidikan suatu negara akan makin rendah pula angkatan kerjanya karena saat ini tingkat pendidikan dan keterampilan merupakan salah satu syarat untuk  memasuki  dunia kerja.

No comments :

Post a Comment

Kesempatan Kerja

No comments
Pengertian Kesempatan Kerja - Apa rencanamu setelah lulus dari SMA/MA nanti? Ingin bekerja atau melanjutkan pendidikan? Tanyakan juga hal ini pada teman-teman sekelas- mu! Mungkin ada yang ingin bekerja, atau ada pula yang ingin melanjutkan pendidikan. Bahkan ada yang menginginkan keduanya, bekerja dan  belajar.

Kesempatan Kerja


Jika Anda telah mendapatkan jawabnya maka jawablah pertanyaan ini. Jika Anda memilih bekerja atau melanjutkan pendidikan maka hal-hal apa saja yang harus dipersiapkan mulai dari sekarang?

Buatlah prediksi tentang keadaan dua tahun ke depan! Berapa banyak orang-orang seusiamu di kotamu, di provinsimu, bahkan di Indonesia yang menginginkan bekerja ataupun melanjutkan pendidikan? Carilah informasi tentang ketersediaan lapangan kerja yang ada di kotamu, di provinsimu, bahkan di Indonesia! Juga carilah informasi tentang jumlah daya tampung perguruan tinggi yang ada. Bisakah Anda semua nanti tertampung di dalamnya?

Bagi Anda yang menginginkan untuk bekerja, perlu bekal pengetahuan dan keterampilan agar dapat terserap dalam lapangan kerja. Kemampuan kerja apa yang bisa Anda tawarkan di dunia kerja? Atau bahkan Anda menginginkan untuk membuat lapangan kerja sendiri dengan melakukan wiraswasta di bidang tertentu? Itu bagus! Artinya Anda telah dapat membuka kesempatan kerja bagi diri sendiri bahkan tidak menutup kemungkinan untuk orang lain, bukan? Dengan demikian, Anda telah membantu pemerintah untuk mengatasi pengangguran. Masalah pembangunan yang banyak dihadapi oleh banyak negara baik negara yang sedang berkembang maupun negara yang telah maju adalah masalah ketenagakerjaan, antara lain adalah meningkatnya jumlah angkatan kerja tidak diimbangi dengan meningkatnya kesempatan kerja. Apakah kesempatan kerja  itu?

Kesempatan kerja (demand for labor) adalah suatu keadaan yang meng- gambarkan ketersediaan pekerjaan (lapangan kerja) untuk diisi oleh para pencari kerja. Atau dengan kata lain, kesempatan kerja adalah jumlah lapangan kerja yang tersedia bagi masyarakat baik yang telah diisi maupun jumlah lapangan kerjayang masih kosong.

Kesempatan kerja erat hubungannya dengan kemampuan pemerintah untuk menciptakan iklim investasi yang nyaman dan kualitas sumber daya manusia dalam menciptakan lapangan kerja. Peningkatan investasi akan membuka  atau  memperluas kesempatan kerja. Karena peningkatan investasi akan menyebabkan peningkatan produksi. Sehingga akan menyerap atau menampung sumber daya manusia yang lebih banyak. Bila jumlah kesempatan kerja dengan angkatan kerjanya seimbang, maka tidak akan terjadi adanya pengangguran.

No comments :

Post a Comment

Sosiologi dan Perkembangannya

No comments
Sosiologi dan PerkembangannyaIlmu sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang perilaku manusia di lingkungan sekitarnya. Oleh karena yang dipelajari manusia, maka selama manusia masih hidup dan berinteraksi, sosiologi akan tetap ada dan berkembang. Lihat saja perkembangan ilmu sosiologi sekarang ini sangat luar biasa, terbukti dengan munculnya banyak sosiolog di berbagai negeri dan diterapkannya ilmu sosiologi di segala bidang kehidupan. Pada pembelajaran kali ini, kita akan mengkaji perkembangan pengetahuan sosiologi dan penerapan bagi masyarakat. Namun, terlebih dahulu kita akan membahas sedikit tentang ilmu sosiologi.

1. Pengetahuan Sosiologi

Pengetahuan SosiologiMasih ingatkah kamu pada materi pembelajaran pada bab I? Di awal pembelajaran telah diuraikan mengenai ilmu sosiologi. Coba baca kembali materi tersebut! Selanjutnya kemukakan apa yang kamu ketahui tentang ilmu sosiologi. Secara umum, ilmu sosiologi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia. Kata sosiologi berasal dari bahasa Latin socius yang berarti teman atau kawan dan bahasa Yunani logos yang berarti ilmu pengetahuan. Jadi, sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari hubungan antarteman, yaitu antara orang yang satu dengan yang lain. Dalam pengertian ini, seorang musuh atau lawan pun dapat disebut teman. Selain itu, sosiologi juga  mempelajari hubungan antara kelompok dengan kelompok lainnya.

Seiring dengan berjalannya waktu, bidang yang dipelajari sosiologi mencakup segi-segi kehidupan yang semakin luas. Oleh karenanya, banyak ahli mencoba membuat batasan yang jelas tentang pengertian dari sosiologi. Seperti, Prof. Dr. P.J. Bouman, Herbert Spencer, Pitirim A. Sorokin, Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi, Kingsley Davis, dan lain-lain (sebagaimana dikutip Nata Saputra:   1982). 

Sebagai ilmu yang mempelajari hubungan antara individu yang satu dengan yang lain, antara individu dengan kelompok dan antara kelompok dengan kelompok, apa yang menjadi objek kajian ilmu sosiologi? Menurut Meyer F. Nimkoff, terdapat tujuh hal yang menjadi objek studi sosiologi, yaitu faktor-faktor dalam kehidupan manusia, kebudayaan, sifat hakiki manusia, kelakuan kolektif, persekutuan hidup, lembaga sosial, dan perubahan sosial.

objek studi sosiologiDengan kata lain, objek studi sosiologi adalah masyarakat, yaitu dengan menyoroti hubungan-hubungan antarmanusia tersebut. Masyarakat sebagai kajian sosiologi menunjuk pada sejumlah manusia yang telah sekian lama hidup bersama dan menciptakan berbagai peraturan pergaulan hidup. Terbentuknya sistem pergaulan dalam masyarakat dibatasi oleh aturan yang telah di- sepakati bersama. Oleh karena itu, masyarakat memiliki kebudayaan.

Namun, secara umum para ahli memusatkan perhatian- nya pada liku-liku pergaulan hidup dengan segala risiko sosial dalam masyarakat. Di mana masyarakat mengandung konformitas (kepatuhan), artinya orang-orang yang terkait di dalamnya mempunyai kecenderungan yang sama. Dengan demikian, dalam mengkaji masyarakat berarti memandang  hubungan  antarmanusia  dalam kehidupan masyarakat. Hal inilah yang menjadikan ilmu sosiologi dikenal sebagai ilmu  masyarakat.

2. Perkembangan Sosiologi di Indonesia

Pengetahuan sosiologi pada akhir abad XIX hingga akhir abad XX lebih banyak berkembang di dua benua, yaitu Eropa dan Amerika.  Hal itu disebabkan di Eropa dan Amerika, ilmu pengetahuan berkembang dengan pesat. Melalui kolonialisme, ilmu sosiologi masuk ke wilayah Asia, termasuk  Indonesia.

Sebagai suatu ilmu yang mandiri, sosiologi masih berusia relatif muda. Sosiologi dipopulerkan oleh Aguste Comte sekitar tahun 1830. Di Indonesia banyak di antara para pujangga dan pemimpin Indonesia yang memasukkan unsur-unsur sosiologis di dalam ajaran-ajarannya. Contoh: ajaran ”Wulang Reh” dan ajaran Ki Hajar Dewantoro.

Mangkunegoro IVAjaran ”Wulang Reh” yang diciptakan oleh Sri Paduka Mangkunegoro IV dari Surakarta, antara lain mengajarkan tata hubungan antara para anggota-anggota masyarakat Jawa yang berasal dari golongan-golongan yang berbeda. Ajaran ini banyak mengandung aspek-aspek sosiologi, terutama dalam bidang intergroup  relations.

Almarhum Ki Hajar Dewantoro, pelopor utama yang meletakkan dasar-dasar bagi pendidikan nasional di Indonesia, memberikan sumbangan besar pada sosiologi dengan konsep-konsepnya mengenai kepemimpinan dan kekeluargaan Indonesia, yang dengan nyata dipraktikkan dalam organisasi pendidikan Taman  Siswa.

Dari keterangan di atas, terlihat bahwa unsur-unsur sosiologi tidak digunakan dalam suatu ajaran atau teori yang murni sosiologis, akan tetapi sebagai landasan untuk tujuan lain, yaitu ajaran tata hubungan antarmanusia dan pendidikan. Untuk pertama kalinya sosiologi di Indonesia diperkenalkan oleh Prof. Dr. B. Schrieke, seorang guru besar sosiologi dari Belanda. Namun, pada saat itu sosiologi masih dianggap sebagai ilmu pembantu bagi ilmu-ilmu pengetahuan lainnya terutama ilmu hukum pada sekolah tinggi hukum. Dengan kata lain, sosiologi belum dianggap penting dan cukup dewasa untuk dipelajari dan dipergunakan sebagai ilmu pengetahuan. Pada tahun 1934/1935, kuliah-kuliah sosiologi pada sekolah tinggi hukum ditiadakan karena dianggap tidak ada hubungannya dengan sosiologi. Mulai saat itulah perkembangan ilmu sosiologi menjadi mati.

Namun, setelah Indonesia merdeka, pada tahun 1948, seorang sarjana Indonesia Prof. Mr. Soenario Kolopaking, untuk pertama kalinya memberi kuliah sosiologi. Melalui titik awal inilah sosiologi mulai diajarkan di perguruan tinggi, hingga muncul bermacam-macam buku mengenai sosiologi di Indonesia (Nata Saputra: 1982). Kesemua ini memunculkan tokoh-tokoh generasi tua sosiologi seperti Prof. Selo Soemardjan, Soelaeman Soemardi S.H. M.A, Prof. Harsja W. Bachtiar, Dr. Arief Budiman, Dr. Nasikun, Dr. Loekman Soetrisno, dan lain- lain.

No comments :

Post a Comment

Penerapan Ilmu Pengetahuan Sosiologi dalam Kehidupan Masyarakat

No comments
Penerapan Ilmu Pengetahuan Sosiologi dalam Kehidupan MasyarakatSebagaimana telah diuraikan pada awal pembelajaran, bahwa pengetahuan sosiologi menelaah gejala-gejala yang wajar dalam masyarakat, seperti norma-norma, kelompok-kelompok sosial, lapisan-lapisan dalam masyarakat, lembaga-lembaga kemasyarakatan, proses sosial, perubahan-perubahan sosial dan kebudayaan, serta perwujudannya. Namun, tidak semua unsur tersebut berjalan lancar, dalam arti sebagaimana dikehendaki oleh masyarakat yang bersangkut- an. Situasi ini mendorong munculnya kekecewaan-kekecewaan dan bahkan penderitaan bagi warga masyarakat. Untuk memecahkan kondisi ini banyak para ahli menerapkan pengetahuan sosiologi. Hal ini dikarenakan objek kajian sosiologi adalah   masyarakat.

Selain sebagai alat untuk memecahkan masalah, keberadaan sosiologi digunakan pula dalam perencanaan sosial dan pembangun- an. Apa dan bagaimana kegunaannya, akan dipelajari pada materi di bawah ini.

1. Penerapan Sosiologi dalam Perencanaan Sosial

Pengetahuan sosiologi sering diterapkan dalam perencanaan sosial. Dalam membuat sebuah perencanaan tentunya seorang ahli harus memahami betul seluk-beluk kehidupan masyarakat yang menjadi objek perencanaan sosial. Untuk memahami  masyarakat inilah, seorang ahli menerapkan ilmu sosiologi. Jadi, jelaslah betapa pentingnya pengetahuan sosiologi dalam perencanaan sosial. 

Lantas apa yang dimaksud dengan perencanaan sosial itu?
perencanaan sosialPerencanaan sosial adalah suatu kegiatan untuk mempersiapkan masa depan kehidupan manusia dalam masyarakat secara ilmiah yang bertujuan untuk mengatasi kemungkinan timbulnya masalah pada masa-masa terjadi perubahan. Perencanaan sosial lebih bersifat preventif. Oleh karena itu, kegiatannya merupakan pengarahan- pengarahan dan bimbingan-bimbingan sosial mengenai cara-cara hidup masyarakat yang lebih baik. Oleh karena itu, berbagai perencana- an sosial dibuat.

Secara sosiologi, perencanaan sosial didasarkan pada perincian pekerjaan yang harus dilakukan dalam rangka mempersiapkan masa depan yang lebih baik daripada sebelumnya. Contoh, pada masa perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi seperti saat ini, tentunya akan membawa dampak positif maupun negatif. Hal ini berarti diperlukan persiapan untuk menggunakan perencanaan dengan meningkatkan kemampuan masyarakat demi mencapai kemajuan. Sehingga teknologi bukan menjadi beban dan justru tidak bermanfaat bagi kehidupan masyarakat.

Menurut Ogburn dan Nimkoft (sebagaimana dikutip Soerjono Soekanto: 1987), terdapat beberapa persyaratan suatu perencanaan dapat berjalan efektif. Syarat-syarat tersebut antara lain:
a. Adanya unsur modern dalam masyarakat yang mencakup suatu sistem ekonomi. Sebagai contohnya telah dipergunakan uang, urbanisasi yang teratur, inteligensia di bidang teknik dan ilmu pengetahuan suatu sistem administrasi yang baik.
b. Adanya sistem pengumpulan keterangan dan analisis yang baik.
c. Terdapatnya sikap publik yang baik terhadap usaha-usaha perencanaan sosial.
d. Adanya pimpinan ekonomis dan politik yang progresif.

Selain itu, Soerjono Soekanto menambahkan bahwa suatu konsentrasi wewenang juga diperlukan untuk merumuskan dan menjalankan perencanaan sosial, supaya perencanaan tidak terseret oleh perubahan-perubahan sebagai akibat tekanan-tekanan dari golongan tertentu.

Secara umum, perencanaan sosial dibuat dalam rangka mengatasi berbagai rintangan dalam pembangunan. Suatu perencanaan perlu adanya kerja sama antarwarga masyarakat. Dalam hal ini, diperlukan usaha-usaha yang komunikatif dalam hubungan sosial sehingga kesepakatan bersama dalam suatu kolektif dapat tercapai.

Untuk mencapai kesepakatan inilah pengetahuan sosiologi memegang peranan penting. Hal ini dikarenakan pengetahuan sosiologi erat kaitannya dengan berbagai unsur kebudayaan seperti nilai, norma, sikap serta peranan-peranan sosial yang dianggap mampu mengajak masyarakat untuk bekerja sama guna meningkatkan taraf kehidupan sosial.

Pada dasarnya terdapat beberapa kegunaan atau manfaat penerapan sosiologi dalam perencanaan sosial, kegunaan-kegunaan tersebut antara lain:
a. Sosiologi mempunyai dasar kemampuan mendalam tentang perkembangan kebudayaan masyarakat dari taraf yang tradisional sampai pada taraf kebudayaan yang modern. Dengan demikian, proses penyusunan dan pengenalan suatu perencanaan sosial relatif lebih mudah dilakukan.
budaya konsumerisme
b. Sosiologi mempunyai dasar kemampuan memahami hubungan manusia dengan alam sekitarnya, hubungan antargolongan dalam masyarakat, memahami proses perubahan dan pengaruh-pengaruh penemuan baru terhadap masyarakat. Hal ini berarti cara kerja sosiologi atas dasar kenyataan faktual dalam masyarakat, sehingga rancangan perencanaan relatif dapat diper- caya.
c. Sosiologi mempunyai disiplin ilmu yang objektif. Hal ini berarti proses pelaksanaan kerjanya lebih didasar- kan pada spekulasi dan harapan yang ideal.
d. Menurut pandangan sosiologi, perencanaan sosial merupakan alat untuk mengetahui perkembangan kehidupan masyarakat, sehingga perencanaan tersebut dapat bermanfaat dalam menghimpun kekuatan sosial dalam rangka menciptakan ketertiban masyarakat.
e. Dengan berpikir secara sosiologis, maka perencanaan sosial dapat dimanfaatkan untuk mengetahui batas-batas keterbelakangan dan kemajuan masyarakat di bidang kebudayaan.

2. Penerapan Sosiologi dalam Penelitian

Selain diterapkan dalam perencanaan sosial, keberadaan sosiologi diterapkan pula dalam dunia penelitian. Sosiologi memiliki metode- metode penelitian sebagaimana halnya dengan ilmu-ilmu lainnya. Objek penelitian sosiologi mengacu hampir seluruh aspek kehidupan manusia, terutama aspek yang berhubungan dengan interaksi antarmanusia dalam masyarakat. Selain itu, tugas sosiologi adalah mencari dan menemukan data faktual tentang kebenaran yang terlepas dari nilai-nilai subjektif. Informasi sosiologi yang disajikan senantiasa ditemukan melalui metode-metode ilmiah yang sudah teruji.

Sosiologi dalam penelitian tentang tindakan sosial dalam masyarakat selalu bersandar pada interpretasi yang logis, objek diutamakan pada situasi yang dialami, diketahui dan dilihat, sehingga asumsi-asumsinya dapat dibuktikan. Selain itu penelitian sosiologis lebih mengutamakan hasil yang objektif serta bebas dari kecenderung- an baik dan buruk. Oleh karena itu, di abad perubahan seperti sekarang ini dengan corak kehidupan sosial yang kompleks dan rumit penelitian sosiologis sangat dibutuhkan untuk mengungkap masalah yang faktual.

Atas dasar kenyataan tersebut, maka tidak mengherankan jika pengetahuan sosiologi banyak digunakan di berbagai kalangan praktisi pihak-pihak swasta, pemerintah dan banyak pula dimanfaatkan oleh peneliti-peneliti dari disiplin ilmu  lainnya.

Banyak organisasi-organisasi swasta, lembaga-lembaga pengumpul pendapat umum dan penelitian pasar, organisasi-organisasi industri dan manufaktur serta lembaga-lembaga profesional, meng- gunakan penelitian sosiologi. Oleh karenanya, para sosiolog di- pandang sebagai personal yang memiliki kemampuan untuk duduk dalam berbagai jabatan, seperti bidang personalia, hubungan kerja atau perburuhan, dan berbagai anggota tim jenis evalusi tingkat kriminalitas, pencemaran lingkungan dan banyak lagi bidang yang berhubungan dengan kepentingan soal-soal kemasyarakatan.


3. Penerapan Sosiologi dalam Pembangunan

Tahukah kamu apa yang dimaksud dengan pembangunan? Istilah pembangunan sering kita dengar pada masa Orde Baru. Pada masa pertumbuhan dan perkembangan seperti saat ini konsep pembangunan merupakan suatu ideologi yang menggambarkan kegiatan-kegiatan dalam upaya mengejar pertumbuhan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Suatu proses pembangunan perlu adanya kemauan keras serta kemampuan untuk memanfaatkan potensi-potensi yang tersedia dalam masyarakat. Berbagai perencanaan perlu disusun dan digelar dalam rangka menghimpun kekuatan masyarakat dalam usaha mencapai tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi. Menurut Soerjono Soekanto (1987), suatu proses pembangunan berkaitan dengan pandangan optimis, yang berwujud usaha-usaha untuk mencapai taraf kehidupan yang lebih daripada apa yang telah dicapai.

Secara sosiologi, fokus utama yang menjadi prioritas dalam pembangunan adalah usaha untuk mencapai perbaikan ekonomi dan tidak hanya terbatas pada golongan elite saja melainkan secara menyeluruh dan merata sampai pada lapisan terbawah.

masyarakat miskinDengan kata lain, pembangunan dalam arti kata sosiologi ditujukan pada pemberantasan terhadap angka kemiskinan. Kepekaan dan kemajuan pemikiran sosiologi inilah yang menjadikan pengetahuan sosiologi diterapkan dalam pembangunan.

Selain itu, prosedur penelitian kuantitatif dan kualitatif dalam sosiologi merupakan pemikiran gabungan yang paling maju. Sehingga metode ini sering digunakan untuk menuntun proses pembangunan dapat lebih objektif dan efisien.

Menurut Soerjono Soekanto, kegunaan sosiologi bagi pembangunan dapat diidentifikasi melalui beberapa tahap. Pada tahap perencanaan, sosiologi digunakan dalam mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan sosial, pusat perhatian sosial, stratifikasi sosial, pusat-pusat kekuasaan serta sistem dan saluran-saluran komunikasi sosial. Pada tahap pelakasanaan, sosiologi digunakan untuk mengadakan identifikasi terhadap kekuatan-kekuatan sosial dalam masyarakat serta mengamat-amati proses perubahan sosial yang terjadi. Sedangkan pada tahap evaluasi dapat diadakan suatu analisis terhadap efek-efek sosial dari pembangunan tersebut.

Dengan demikian, pembangunan menurut konsep sosiologis adalah proses peningkatan taraf hidup masyarakat yang didasarkan pada realitas sosial.

4. Penerapan Sosiologi dalam Pemecahan Masalah Sosial

Sebagaimana ilmu tentang masyarakat, sosiologi mempunyai peranan besar dalam upaya-upaya pemecahan masalah sosial. Bahkan upaya pemecahan masalah sosial secara terperinci dipelajari dalam kajian ilmu sosiologi. Oleh karena itu, sosiologi menyuguhkan metode-metode sosial yang mampu menjadi metode penanggulangan masalah-masalah tersebut.

Menurut Roucek dan Warren, masalah sosial merupakan masalah yang ditimbulkan oleh masyarakat itu sendiri. Dengan demikian, masalah sosial adalah masalah yang melibatkan sejumlah besar manusia dalam pemenuhan kehendak biologis dan sosial. Sebagai contohnya, masalah yang berhubungan dengan terjadinya benturan institusi, rendahnya pengawasan sosial atau kegagalan dalam menjalankan kaidah-kaidah.

tindakan manusia dalam aksi demoBerbagai usaha dan cara telah banyak dilakukan untuk menang- gulangi masalah-masalah sosial, akan tetapi belum ada metode yang ampuh untuk mengatasinya. Kesulitan ini dikarenakan masalah- masalah yang timbul tidaklah selalu sama, baik latar belakang, waktu maupun pengaruh-pengaruh yang menyertainya. Selain itu, metode dan analisis yang ada dalam masyarakat tidak mampu mengimbangi cepatnya perubahan-perubahan yang terjadi.

Untuk memecahkan kesulitan ini, pengetahuan sosiologi me- nyuguhkan beberapa metode yang dirasa tepat dalam menanggulangi masalah sosial (Abdulsyani: 1987)  yaitu:
1. Metode coba-coba (trial and error methods), yaitu cara pe- nanggulangan masalah sosial yang paling sederhana. Metode ini sering digunakan untuk menanggulangi masalah sosial pada masyarakat yang masih tergolong sederhana. Dengan bantuan seorang dukun, atau dengan memberikan sesajen yang diletakkan pada  tempat-tempat  tertentu.
2. Metode analisis, yaitu cara penanggulangan masalah sosial dengan melakukan penelitian-penelitian secara ilmiah. Para peneliti melakukan pengumpulan data sebagai dasar untuk mencari penyebab-penyebab timbulnya masalah sosial yang sedang terjadi, atau secara langsung menerapkan hasil keputusan pemikiran-pemikiran tertentu untuk meniadakan masalah sosial tersebut. Penerapan metode ini selalu disertai oleh pertimbangan- pertimbangan tertentu terhadap nilai-nilai sosial beserta adat istiadat masyarakat setempat agar terdapat keseimbangan dan kerja sama yang harmonis dalam usaha penanggulangan masalah- masalah sosial tersebut.
3. Perencanaan sosial, yaitu suatu metode yang didasarkan pada fakta-fakta menurut hasil penelitian-penelitian ilmiah dan bukan berdasarkan pengalaman-pengalaman praktis atau penelitian-penelitian tanpa perhitungan. Pemikirannya adalah usaha yang berorientasi pada masa depan dengan ukuran waktu dan biaya yang telah diterapkan. Perencanaan sosial berarti usaha memperhitungkan dan menciptakan kehidupan masyarakat yang lebih serasi dengan lajunya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.








No comments :

Post a Comment